SeLamat DAteng di BLOG akuuuuuuuhhh,, sLamat membaca !! n jangan Lupa commentnya yua ;)

Senin, 03 Januari 2011


Begitu menariknya gagasan tentang cinta remaja, maka banyak manusia yang mencoba menyentuh kisi-kisi kisahnya untuk berbagai hal. Bagi seorang penulis fiksi, menulis tentang kisah-kisah remaja akan menautkan sisi-sisi entertaint yang akan membuat tulisannya tak pernah sepi peminat.
Bagi seorang pelaku bisnis, keunikan karakter kepribadian yang ada pada fase ini, akan membuatnya tak habis ide untuk menjadikan tema cinta remaja menjadi rupiah. Lihatlah bagaimana larisnya coklat dan berbagai pernik lainnya saat pesta valentine yang mampu menyihir jutaan remaja dunia.

Dan semua teori ilmiah pun senantiasa mengup-date kajian-kajiannya dari masa ke masa agar bisa tetap dijadikan acuan bagi para pemerhati remaja. Lantas bagaimana dengan para pelaku cinta remaja itu sendiri? Setiap orang pasti akan memiliki kisah tersendiri.
Karakter yang masih labil memngkinkan para pelaku menyimpan gagasan-gagasan menyimpang saat memaknainya. Cinta diletakkan dalam posisi yang tidak lagi proposional. Berbagai istilah picisan membuat para remaja terbuai. Cinta sampai mati misalnya.

Tentu saja ini untuk pengistilah cowok dan cewek. Namun apapun itu, jelas ini berpotensi untuk berkembang pada sesuatu yang tidak wajar. Jiwa yang seharusnya digunakan untuk menyiapkan masa depan, tersesat dalam romantisme kisah yang melenakan.

Jadi bagaimana seharusnya menyikapi agar cinta remaja menjadi sesuatu yang normal dan wajar? Pertama, anggaplah ini sebagai satu fase dari banyak fase dalam hidup kita. Dengan demikian kita bisa memaknainya secara natural dan wajar. Kedua, kembangkan pikiran bahwa cinta itu adalah sesuatu yang sangat universal.

Dia bisa menyentuh pada orang tua, teman-teman hingga untuk diri sendiri. Ketiga, batasilah makna. Semua pasti sepakat jika segala sesuatu harus ada batasannya. Batasan-batasan ini yang akan menjaga hak dan kewajiban berjalan tidak timpang. Begitu juga saat kita memaknai cinta. Jangan berlebihan memuja, pun tidak perlu menampik kehadirannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar